Lostolesen

Tuesday 1 April 2014

Siapa Kamu, Kamu Siapa

Bagaimana pengakuan salah seorang penulis kelahiran Konstantinopel Turki, Khalide Edib Adivar. Dalam autobiografinya, dia berkata, "aku menulis dalam kesendirian dan kesepian. Aku menulis novel-novelk di sebuah tempay di mana tak ada orang disekelilingku. Inilah kemudian yang membuatku menjadi tegang. Aku butuh kopi dan rokok untuk menenangkan diri. Tanpa rokok, aku tak bisa berkonsentrasi."
Dalam buku "Ngudud : Cara Orang jawa Menikmati Hidup karya Iman Budhi Santosa di dalamnya dijelaskan adanya keterkaitan kalangan sastrawan dan seniman dengan rokok yang menjadi teman kala dia bercengkrama dengan dunia yang hendak dibangunnya. Meski ada juga sebagian sastrawan, seniman dan penulis yang bukan perokok berat.
Juga satrawan inggris Stephen Spender bahkan menyatakan bahwa sastrawan merokok bukannya mengikuti mode, gaya hidup, atau sebagai kegiatan dalam jeda waktunya. Tapi karena saat sastrawan itu berusaha menelurkan karyanya ada tuntutan konsentrasi yang tinggi dalam proses kreatifnya.
Kesendirian,kesepian, serta konsentrasi tinggi adalah teman penulis saat dia berusaha merangkai kata. Mungkin karena itulah sangat sedikit orang yang mau menekuni jalan sunyi ini.
Menulis adalah proses menguji keberanian diri untuk berkata jujur pada hati nurani.
Melawan diri sendiri, butuh konsentrasi tinggi, menyuarakan hati nurani, Adakah yang lebih berarti selain jujur pada hati nurani ?

No comments:

Post a Comment