Lostolesen

Tuesday 6 May 2014

Lalu Masa


                Tetntang kawan yang bercerita bagaimana temen gadisnya menghabiskan waktu di plafon rumah dengan sebotol greensend dan sebungkus rokok. Tak ada yang salah disitu juga tak ada yang keliru disitu, problem hidup seperti riak di lobi ruang tunggu bandara,terminal,stasiun yang sudah ada wadahnya. Kalender sudah samap di bulan ke lima masehi tapi target juga terbengkalai. Sementara ada hal besar yang menunggu tuk sesegera mungkin disudahi tuk kembali membuka jalan pada fase selanjutnya. Bila di Tanya.. siapa yang tak ingin menjawab tanpa menelan ludah, Cuma ada beberapa hal yang haruslah di lawan, disini tak ada medan atau ruang perang yang diwajibi mempersenjatai diri, namun haruslah ada niat yang benar-benar besar dan ke sungguhan yang tak seperti kemarin.
                Entah kebetulan atau tidak, sesampai pada separo lembar tulisan ini di bangun tiba-tiba music instrument gitar pas di mainkan, Cuma tak ada kopi dan rokok bagai penjunjung, tetep kalem aja sih tapi tetep ada hal yang ku rasa kurang, toh menulis tetap berlanjut. Oia… tentang judul lalu masa yang pas ada di tengah-tengah atas lembar ini apa maksudnya? Baiklah mari dibicarakan.. dua kosa kata yang seperti di balik dari pada umumnya. Tentu semua punya, tentu semua pernah ada dan tentu saja semua setuju andai dua kosa kata di baik dan tak di beri spasi, tapi demi tak kembali mengingat-ingat akan hal itu meskipun melekat bolehlah itu di bahas di dalam diri masing-masing aja, beruntung kan bila sementara menelan ludah dulu, daripada menjadi benci ketika membaca *hehehehe. Berlalu sudah masa itu tuk menjadi hal yang mungkin indah, mungkin parno, mungkin jijik atao apalah, masih ada seribu kata tuk penyetaraannya. Semua pernah menjdi problem, move nya jua tak segampang menata buku sesuai juduk di rak buku, tapi percayalah semua akan baik-baik saja tanpa tersesat. 
                Pernah mengunjungi tempat wisata air terjun? Betapa indahnya kan, air yang mengalir dari atas kebawah dan membuat takjub mata manapun yang berada di garis terdekat tempat air menghujam, beruntung lagi ada pelangi yang tipis-tipis tapi berwarna yang makin memanjakan mata dan membuyarkan kalo saja pelangi itu pertanda ada bidadari yang turun dari khayangan untuk mandi, begitu kata orang-orang tua mendeskripsikan apa itu pelangi ketika kita masih duduk di sepeda dorong saat masih balita, ketika itu percaya-percaya saja, tapi maksud mereka yang menjawab begitu sungguh tak ada salahnya, yang menjelaskan hanya menampaikan agar sesuatu yang baik masuk pada indera secara lembut terlebih dahulu. Hanya ingin merasa takjub dengan apa yang nampak terlebih dahulu itu hal yang positif. Lalu masa adalah yang sudah terlewati, yang sudah terbenam mengikuti senja, senja sebagai pengantar yang kembali menjemput dengan fajar di waktu yang lelap. Senja tak selalu hadir seperti tamu undangan, senja juga tak melulu tepat waktu seperti jam masuk kantor, ia telat atao tak ada pun tetap tak membikin kecewa, sebab yang menyukainya mengeri semua maksud senja, waktu untuk menghabiskan senja tentu bisa di kejar atau mendatangi sebuah tempat dengan view yang elok.
So… apa yang kamu lakukan ?


No comments:

Post a Comment